Bisnis Online Oriflame Cosmetics Indonesia

Selasa, 12 April 2011

Menabung Seperti Semut.

Bukan berapa besar penghasilan yang kita peroleh saat ini,
yang akan membuat kita kaya nanti.
Namun seberapa pintar kita mengatur keuangan hingga memiliki aset berhargalah,
yang akan membuat kita kaya..


Semut adalah hewan kecil yang sangat istimewa. Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hewan kecil yang luar biasa ini, antara lain sikap gotong-royong, ketaatan, kerajinan mereka dan masih banyak lagi. Saya sendiri, belajar satu hal dari semut yang mungkin tidak Anda sangka, yaitu menabung. Mungkin kedengarannya lucu dan tak masuk akal ya, belajar menabung kenapa bukan dari ahli keuangan tetapi malah dari semut, namun ini benar-benar terjadi.
Setelah bertahun-tahun bekerja dengan giat, penghasilan saya perbulan mencapai delapan digit . Bagi saya tentu saja ini nilai yang sangat besar. Sayangnya saya bukan orang yang care dengan pengaturan keuangan, artinya saya tidak pernah mau mengatur keuangan saya dengan baik. Logika saya saat itu adalah selama pengeluaran tidak melebihi penghasilan, maka saya akan aman, dan dapat hidup senang. Pemikiran yang sangat sederhana. Saya tidak pernah menyadari kesalahan saya, hingga suatu hari ketika terbangun di kamar rumah kontrakan saya, saya mulai berpikir sampai kapan saya harus hidup di rumah kontrakan seperti ini?. Sejak itu, saya mulai bertekad untuk segera memiliki rumah sendiri, sebuah rumah yang tentu saja rumah idaman saya. Saya mulai berkeliling mencari dan akhirnya menemukan sebuah rumah yang sesuai dengan keinginan saya, namun sayangnya ketika mengecek rekening di bank, saldo saya tidak cukup untuk membayar uang mukanya. Saat itu saya merasa sangat menyesal karena seharusnya dengan penghasilan yang saya peroleh,  saya punya cukup dana untuk dapat membayar uang muka rumah itu. Lari kemana uang saya semua? Saya sendiri tidak tahu. Kalau sebelumnya saya sudah merasa cukup kaya, sekarang saya merasa seperti orang biasa yang tidak berdaya.
Lalu di suatu sore ketika sedang membersihkan rumah kontrakan, saya melihat sekelompok semut yang sedang beriringan mengangkut remah-remah roti, setelah beberapa saat memperhatikan kegiatan semut-semut itu saya jadi teringat akan ajaran di sekolah dulu, setiap hari di musim panas semut-semut akan mengumpulkan makanan, mereka bekerja keras menimbun makanan yang sangat banyak untuk kebutuhan seluruh koloni mereka di musim dingin nanti. Semut-semut itu menabung makanan untuk hari depannya agar tidak kekurangan. Ingatan akan pelajaran tentang semut itu membuat saya jadi malu pada diri sendiri, kalau semut saja yang memiliki otak sangat kecil bisa bertindak untuk menabung makanan agar tidak kelaparan di musim dingin, kenapa saya yang manusia tidak berpikir seperti itu. Yang lebih menarik lagi adalah, ketika saya menceritakan semua kejadian yang saya alami kepada teman-teman saya, sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa mereka mengalami hal yang sama dengan saya. Mereka memiliki penghasilan bulanan yang besar tapi tidak punya uang yang cukup untuk membeli rumah idaman mereka. Kenyataan ini mengagetkan sekaligus menyadarkan saya bahwa ternyata banyak orang disekeliling kita yang tidak care pada pengaturan keuangan seperti saya.
Penghasilan yang lebih dari cukup biasanya membuat orang-orang kehilangan kewaspadaan, mereka akan berbelanja atau menggunakan uangnya dengan tidak terkontrol, dengan pikiran bulan depan rekeningnya akan penuh lagi tanpa menyadari di akhir bulan rekening yang sama akan kosong kembali, ini terjadi seperti lingkaran setan yang tidak akan pernah berhenti, kecuali kita disadarkan oleh suatu keadaan seperti yang saya alami. Apa yang saya alami sebenarnya bukanlah hal yang parah, karena saya hanya menghadapi kondisi tidak mampu untuk membayar uang muka rumah, namun saya masih bisa menunda membeli rumah itu. Tetapi bayangkan jika saat itu ada keluarga atau orang yang saya sayangi sakit  dan butuh bantuan biaya untuk pengobatan, hal yang sangat penting yang tidak dapat di tunda, dan saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saldo di rekening terbatas. Jika hal tersebut terjadi, maka penyesalan saya tentu lebih besar.
Ketika saya mulai berlatih mengatur keuangan, hal pertama yang saya lakukan adalah mencatat setiap pengeluaran. Dan hasilnya sangat "menakjubkan", saya jadi tahu kemana larinya uang saya selama ini, uang itu banyak yang terbuang percuma karena saya selalu berbelanja barang yang sebenarnya tidak penting atau tidak terlalu saya butuhkan, saya juga sering melakukan perjalanan ke luar kota tanpa mau memperhitungkan biaya yang harus saya keluarkan. Setelah itu saya membuat aturan untuk memakai uang secara benar , memilih mana yang tidak dapat di tunda dan mana yang bisa di tunda, dan yang pasti mulai menabung dengan disiplin. Saya tidak mau kalah dengan semut yang bisa mengumpulkan banyak makanan untuk musim dingin, saya harus lebih bisa. Dalam benak saya, musim dingin saya adalah kondisi di mana saat ingin membeli rumah saya punya dana, saat ada kondisi yang tak terduga saya punya dana, dan saat ingin berbagi dengan orang yang saya kasihi saya selalu punya dana yang cukup. Setelah menabung setahun lebih akhirnya saya dapat membeli rumah idaman saya, dan bukan hanya itu saja, seiring waktu yang berjalan sayapun dapat mengumpulkan aset dalam bentuk yang lain  dari uang yang saya tabung.
Mulailah menabung dengan disiplin dan Anda tidak perlu khawatir saat "musim dingin" tiba. Anda pun akan takjub melihat berapa banyak aset yang dapat Anda beli dari tabungan Anda. Tidak usah menilai besar kecil nilai uang yang bisa Anda tabung saat ini, karena sekalipun kecil, lama kelamaan pasti akan jadi bukit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar