maka saya akan tertinggal beberapa langkah.
Jika saya berhenti belajar
maka saya akan tertinggal selama-lamanya."
Suasana ruangan seminar motivasi yang saya hadiri masih sepi, hanya beberapa orang saja yang tampak duduk di barisan depan. Saya memang memilih datang 30 menit lebih awal agar tidak kesulitan mendapatkan parkir. Saya lalu memilih duduk di barisan ketiga dari depan. Tak lama kemudian seorang ibu berusia sekitar 45 tahun datang dan duduk tepat disebelah saya. Sepertinya dia juga datang seorang diri seperti saya. Saya lalu tersenyum dan mengulurkan tangan padanya sambil memperkenalkan diri. Hanya dalam beberapa menit kami sudah terlibat pembicaraan yang menarik. Ibu Lily, nama ibu itu adalah seorang pengusaha yang sangat sukses, beliau memiliki beberapa usaha besar yang beromzet puluhan milyar rupiah perbulan.
"Ibu kan sudah sangat sukses, kenapa masih mengikuti seminar seperti ini? Seharusnya malah ibu yang jadi pembicara." kata saya sambil bercanda.
Ibu Lily tertawa mendengar kata-kata saya, wajahnya yang putih jadi tampak memerah.
"Dengan mengikuti seminar-seminar seperti ini, saya jadi lebih semangat dan selalu mendapat ide-ide segar untuk memajukan bisnis saya." jelasnya.
"Hampir setiap hari saya bertemu dengan para staf saya, dan yang saya lakukan adalah memberi pengarahan demi pengarahan kepada mereka, saya mengajar mereka.Sedangkan di seminar seperti ini saya hanya menjadi pendengar saja. Itulah yang saya butuhkan, diam, mendengarkan dan belajar. Dan ini sudah menjadi kebutuhan jiwa, karena disaat saya malas belajar saya akan tertinggal beberapa langkah dari orang lain. Jika saya berhenti belajar maka saya akan tertinggal selama-lamanya." paparnya lebih lanjut.
Disadari atau tidak, belajar adalah bagian hidup dari seseorang, serupa dengan bayangan orang itu sendiri. Banyak penelitian yang telah membuktikan manusia sudah mulai menjalani proses belajar sejak masih didalam kandungan ibunya, proses ini terus berkembang hingga manusia dilahirkan ke dunia, dia kemudian mulai belajar menyusu, berjalan dan berkomunikasi dan lain-lain. Saat mulai lebih besar, manusia belajar lebih banyak lagi hingga ke lingkungan sosial yang majemuk.
Bagi orang-orang yang ingin sukses, proses belajar harus terus dilakukan tanpa henti, karena kunci utama kesuksesan cuma satu yaitu belajar. Waktu kecil saya suka sekali membaca cerita silat karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo, hingga sering mendapat cubitan dari mama saya karena jam tidurpun saya pakai untuk membaca. Apa yang saya peroleh dari cerita silat-cerita silat itu adalah tidak ada satu pendekar pun yang akan menjadi pendekar nomor satu jika tidak belajar dengan giat. Sekalipun ada guru silat sakti mandraguna yang muncul dihadapan mereka dan memberikan kitab pusaka tendangan tanpa bayangan atau tapak sakti, akan percuma jika mereka tidak bisa mempelajarinya, mengapa? karena membaca saja mereka tidak bisa. Misalkan dipelajari namun hanya satu dua kali terus tidak mau belajar lagi, juga hanya akan menjadikan mereka pendekar-pendekar rumahan yang hanya menang dalam rumah saja. Anggaplah ada yang berhasil mempelajari, namun ingat di dunia persilatan ada istilah di atas langit masih ada langit, jadi mereka masih harus terus belajar untuk menyempurnakan ilmunya atau menciptakan jurus-jurus baru yang lebih dahsyat.
Di jaman inipun banyak "pendekar-pendekar ulung" yang bermunculan, mereka adalah karyawan-karyawan super dan pebisnis-pebisnis tangguh, yang tentu bisa super dan tangguh karena memiliki ilmu yang tinggi, dan ilmu itu mereka dapat melalui belajar. Kita tidak akan mampu bersaing apalagi mengalahkan mereka jika kita daya saing kita lemah. Kekuatan dari belajar adalah menambah pengetahuan, meningkatkan kemampuan dan daya saing, dengan demikian kesuksesan akan lebih mudah untuk diraih.
Sukses Selalu.
Sukses Selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar